Minggu, 13 September 2015

Pikirkan 5 Hal Sebelum Nyatakan "Putus"

Kita tahu bahwa ada 2 kondisi untuk mengakhiri jalinan cinta dengan pasangan, yakni putus baik-baik atau putus dengan saling menyakiti.


Mudah saja bagi Anda bila ingin menyakiti pasangan dengan kata-kata kasar, namun apakah Anda tega melakukannya? Apalagi Anda ingin meninggalkannya. Maka dari itu, pertimbangkanlah hal-hal berikut sebelum menyatakan putus agar Anda tidak menyakitinya terlalu dalam.

1. Jangan gegabah

‘Jika kuku panjang Anda mengganggu, maka potonglah kukunya, bukan jarinya’, merupakan perumpamaan yang tepat sebelum Anda mengakhiri hubungan.

Cari dulu akar permasalahan yang membuat Anda dan dia tidak nyaman lagi.

Apabila Anda bertengkar dengan dia, jangan katakan putus begitu saja karena api kemarahan hanya bersifat sementara, sisanya Anda akan menyesalinya.

Pikirkan secara jernih alasan Anda ketika Anda ingin putus.


2. Beri alasan

Jika Anda memiliki alasan kuat untuk putus, sampaikanlah padanya. Jangan minta putus karena hal sepele, seperti dia telat menjemput Anda sedangkan kita tahu sendiri, bahwa dia punya kepentingan yang lain. Jangan lupa memberikan bukti kuat bila ia merasa tidak terima dengan keputusan Anda.

3. Putuskan secara langsung


Dengan berkembangnya teknologi, orang mudah mengatakan putus lewat telepon ataupun pesan singkat. Lebih baik Anda membicarakannya langsung dengannya, agar dia merasa dihargai dan hubungan yang telah Anda berdua lalui bukanlah main-main.

Memutuskan hubungan lewat telepon atau pesan singkat tidak akan memberi kedua belah pihak kesempatan untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik

4. Jangan menyalahkannya terus


Ketika Anda yang meminta putus, jangan menyalahkannya atau menuduhnya sebagai penyebab putus. Tapi jelaskanlah secara lugas mengapa hubungan Anda dan dia tidak dapat berjalan lagi.

5. Jangan menggantung

Anda tidak tega melihat raut sedih mukanya sehingga Anda membatalkan untuk putus. Mungkin, Anda merasa lega karena tidak menyakitinya. Tapi meneruskan hubungan yang tidak bisa lagi dipertahankan hanya akan membuat Anda dan dia tersiksa.


Tegaskanlah bahwa Anda ingin putus dan hal ini juga dialami banyak orang. Jangan beri harapan juga bahwa mungkin suatu saat nanti Anda dan dia dapat “balikan”.

Konsistenlah dengan keputusan awal Anda dengan mempertimbangkan alasan-alasan dan juga risiko setelah Anda tidak lagi berpacaran dengannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar